Bocil, kucingku, nggak terlalu lucu tapi cukup menggemaskan dan dia istimewa. Aku menemukannya kehujanan di pinggir toko disebuah pasar dekat rumah, kondisinya waktu itu kuat untuk ukuran kucing sekecil itu, dia sendirian tanpa ada saudaranya yang lain atau mungkin dia anak tunggal yang terpisah dari induknya ?. Badannya basah, penuh kutu dan jamur, awalnya kukira matanya buta, suaranya parau dan kelihatannya ia sangat kelaparan. Ini bukan untuk pertama kalinya aku bertemu kucing dengan kondisi seperti itu, tetapi kenapa harus bocil yang membuatku luluh untuk memungut dan membawanya pulang. apakah ini takdir ?
Aku merawatnya setulus dan sepenuh hati dengan harapan ia bisa tumbuh subur, sehat, gendut dan membuatnya merasa berarti bahwa kehadirannya didunia juga diinginkan. Delapan bulan ia dalam perawatanku, ia menjadi kucing yang sehat dan bahkan tidak pernah sakit serius selain diare dan mata cekungnya yang nggak sembuh - sembuh dari kecil. Ia seolah berjuang untuk menjadi kucing yang dapat dibanggakan diantara kucing - kucingku yang lain yang asalnya tidak sama dengannya. haha
"Bisa membesarkan kucing seperti bocil rasanya kaya apa ya? hmm terharu aja gitu, bisa lihat dia bertahan dan tumbuh menjadi kucing seperti itu, rasanya seneng dan bahagia banget," -
Mungkin banyak orang diluar sana para owner binatang peliharaan pernah mengalami hal yang sama kaya aku, dan bagiku sendiri rasanya sangat senang bisa membesarkan salah satu mahkluk ciptaan tuhan yang bisanya cuma apa - apa meong.
Bociiill, aku nggak nyangka kalau umurnya tidak sepanjang umur kucing kata orang - orang yang katanya punya 9 nyawa. Rasanya kok cepet dan tiba - tiba. Tiba - tiba dia sakit setelah semalaman menghilang, pulang dengan kondisi yang aku tidak mengerti kenapa bisa seperti itu. Kupingnya penuh kotoran, ada lendir putih keluar dari mulut dan hidungnya, duburnya basah, dan ada cairan kuning yang terus - terusan keluar. Kata ibuku mungkin dia hamil dan keguguran. Tapi, aku tahu kondisi kucingku, sepertinya dia tidak hamil karena kondisi sebelumnya tidak menunjukan bahwa dia sedang hamil (meskipun aku tahu dia sedang dekat dengan salah satu kucing jantan tetangga :D) tapi aku juga tidak mendapatkan penjelasan tentang penyakit apa yang ia derita dengan tiba - tiba tersebut.
Bocil, pertemuan kita mungkin singkat, kebersamaan kita mungkin cuma sesaat, tapi kamu tetap menjadi kucing yang spesial untukku. Maafin karena pernah berniat untuk membuangmu sewaktu kecil karena tidak tahan dengan kebodohanmu yang suka kencing dan poop sembarangan, Tapi kamu benar - benar belajar untuk mengerti aku bahwa hal ini salah dan kamu mau memperbaikinya. wkwkwk
ini bocil waktu pertama kali aku bawa pulang kerumah
Ini yang awalnya aku kira dia buta, tapi ternyata itu cuma kotoran mata, aku obatin pake salep mata (Terramicyn) Alhamdulillah sembuh, cuma kayanya ini ngefek sampe dia gede, aku nggak ngerti kenapa mata bocil jadi rada cekung gitu. Jadi kalo diliat kaya ada selaput putihnya gitu dan kalo di perhatiin matanya kaya juling.
Aku udah nggak tega aja gitu, masih mikir dan ngerayu ibu supaya jangan buang si bocil, tapi karena ini udah diluar batas kesabaran dan tisu dirumah habis terus buat bersihin tahinya mereka, jadinya aku dengan berat dan sedih hati ngomong sama si bocil "Maaf ya bocil, kamu harus kembali ke tempat asalmu".
Singkat cerita akhirnya bocil aku kembaliin ke pasar dimana waktu itu aku mungut dia, dengan harapan juga kalo dipasar pasti kan banyak makanan daripada buang dia dijalanan gitu. Pas aku narok dia di emperan tokoh dia tuh takut banget, sambil ngeong - ngeong hmm makin ngga tegaaa :(
aku buru - buru kabur, sampe jauh aku perhatiin dia disitu aja ketakutan
Nah malemnya aku lewat pasar itu lagi, dan ternyata dia masih disitu, dan masih meong - meong, Jadi ya aku panggil " Bociiilll, bocil", dianya " meong meong meong" sambil lari kearah aku dan langsung naik ke atas motor nggak mau turun. Haaa bociiilll, dia bener - bener nggak mau turun. Aku dalam hati, kayanya ini udah my destiny lah, buat ngurusin si bocil.
Jadi ya udahlah aku bawa pulang, nah udah mau deket rumah dia gelisah dan lompat turun dari motor, jadi masih sekitaran 100 m lagi kerumah aku, emang ditempat dia turun itu ada rumah orang yang pelihara kucing banyak banget jadi dia turun disitu, nggak ngerti kenapa. Tapi aku mikir juga apa aku biarin aja ya, siapa tau ini tempat lebih cocok buat bocil lagian masih dekat rumah juga, jadi bisa sesekali liatin bocil. Jadi ya udah aku tinggal pulang.
Besoknya, setiap pagi aku emang rutin selalu kepasar pagi - pagi, buat sekedar nyarap, ataupun disuruh belanja buat masak. Jadi aku pergi berdua sama uwak aku lewat jalan yang sama dengan jalan tadi malam aku pisah sama bocil, aku lirik rumah yang dia turun semalem, dia nggak ada, udah aku jalan aja, udah mau deket pasar dari jauh aku ngeliat dia jalan ke arah pasar sambil gelisah ketakutan gitu, ya Allah ini sedih banget sih sekaligus lucu, persis kaya anak kecil yang kehilangan mak nya. Tanpa babibu aku panggil dia " Bocciiiill", Dia masih meong - meong sambil lari ke arah aku dan naik lagi ke atas motor, disini fix aku puter balik "Udah ini kucing berarti emang harus kudu jadi peliharaan, harus dijaga, jangan lagi dibuang gini, makin nggk tega liatnya, bociill huhuhu"
-sayangnya aku nggak punya dokumentasi untuk kejadian ini
Semenjak hari itu, bocil kaya belajar sih, kaya ngerti gitu kalo dia pernah dibuang karena suka poop sembarangan, dan akhirnya dia udah mulai pinter dan bisa poop di wc, lucu sih liatnya, pokoknya lucu banget lah si bocill :')
Oh iya ini juga karena dia nyontoh 2 seniornya yang selain si citam, karena citam nggak lama kejadian aku buang bocil, dia ikutan menghilang, biasalah kucing jantan suka merantau :(
Dan ini video hari hari terakhir bocil sebelum dia pergi untuk selama - lamanya, tulisan ini sengaja aku buat untuk mendokumentasikan rasa terima kasih, haru, bangga sekaligus seneng karena bisa merawat dan membesarkan kucing - kucingku khususnya bocil, dan dari hal ini aku belajar tentang "Jadi ini ya rasanya kehilangan". Dadah bociill :)
tbc
No comments: