perang cebong vs kampret is never ending |
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu.
Temen temen, kalian males nggak sih buka sosmed sekarang? banget, kenapa ? nggk ada kuota 😁
Haha, Dulu sosial media itu diciptakan dengan tujuan simplenya mendekatkan yang jauh (imbasnya menjauhkan yang dekat), dan dapat menjadi sebuah platform untuk berbagi berita, informasi dan pengetahuan serta menjalin hubungan sosial secara daring. Tapi sekarang? fungsinya udah banyak bertambah, salah satunya "tempat adu mulut" . Dan hal ini semakin meningkat ketika menjelang pilpres.
Saya bersyukur banget Google akhirnya akan menghapus sosial media Google+ mereka. Karena ini salah satu platform yang isinya penuh dengan postingan/berita tenang ujaran kebencian, hoax/berita bohong, berita "kirim ke seluruh kontakmu kalau tidak kamu tidak akan kualat" daaan masih banyak lagi, apalagi ketika menjelang pemilu saat ini, si cebon* dan si kampre* saling melontarkan cacian dan makian satu sama lain dan tiada henti - hentinya. huft.
Demokrasi menurut wikipedia adalah bentuk pemerintahan dimana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan semua warga negara berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan dan pembuatan hukum. Sebagai negara dengan sistem pemerintahan demokrasi, Indonesia memilih kepala negara melalui pemilihan umum. Tepatnya pada tanggal 17 April 2019 yang akan datang seluruh warga indonesia akan memilih kepala negara untuk 5 tahun kedepan.
Guys kita tau sekarang Indonesia sedang perang statement dimana mana. Saling adu argument membela pilihan masing-masing. Semua orang sensitif soal agama. Media pun seperti menjadi wadah bagi para politikus nenyampaikan argument masing - masing. Saya tau semua punya pilihan masing-masing. Punya alasan masing-masing dengan pilihannya. Tapi tidak lantas membuat kita jadi terpecah belah karena perbedaan tersebut. Dengan saya memilih pasangan X sebagai capres dan cawapres tidak selayaknya saya mengumbar umbar alasan saya memilih pasangan tersebut dan tak lantas juga saya menjatuhkan pasangan satunya.
Perbedaan pendapat itu wajar terjadi. Karena memang pada dasarnya manusia memiliki pandangan yang berbeda - beda. Gak akan mungkin semua orang punya pikiran yang sama dalam hal apapun. Bayangin deh alangkah membosankan nya dunia ini kalau kita semua satu warna. Semua serba putih. Atau semua serba hitam. Kita diciptakan berbeda beda itu untuk memnentuk sebuah harmoni. Kita jangan sampai lupa dengan semboyan negara kita Bhineka Tunggal Ika. "Walaupun berbeda beda tetapi tetap satu jua". Perbedaan kita pada akhirnya inginkan satu tujuan bukan?
Saya yakin apa yang terjadi di sosial media bukan andil sepenuhnya dari teman - teman yang masih memiliki hati nurani (bukan partai), melainkan memang ada sebagian atau banyak dari para pendukung partai maupun capres-cawapres yang saling menyewa jasa buzzer untuk memancing kegaduhan dengan tagar - tagar yang isinya cuma hal hal keributan.
Ayo kita jadi pemilih yang cerdas, katanya mileniall, daripada sibuk perang komentar mending cari tau visi misi dari setiap calon jagoan masing-masing, saya yakin kalian pasti masih ada yang nggak tau isi program nawacita pak jokowi pilpres tahun 2014 lalu apa aja ya kan? atau udah berapa kali pak prabowo mencalonkan diri sebagai capres beserta program - program?
yuk cari tau dulu yuk, jangan asal ceplas ceplos bilang kubu A ingkar janji, dan kubu B tukang bohong.
Saya memang bukan orang yang paham tentang politik. Saya hanya rindu Indonesia yang damai. Yang gak ada habisnya meladeni perang statement, gak ada ujaran kebencian, gak ada hoax, gak ada janji palsu, ya cuma berharap seperti harapan jutaan rakyat Indonesia lainnya bahwa siapupun yang akan memimpin negara ini semoga Indonesia bisa jadi labih baik. Tentu kita semua harapkan hal itu kan :)
nonton ini dulu yuk dari bang Pandji, siapa tau nambah wawasan tentang pilpres wkwk
Random Thoughts - Pilpres Indonesia membuat sosial media penuh hujatan
Reviewed by nur
on
March 28, 2019
Rating:
No comments: